Mereka makin resah karena PLN kembali akan melakukan pemadaman listrik bergilir secara lebih sering pada 11-25 Juli mendatang akibat adanya pemeliharaan pipa gas sebagai penyalur bahan bakar dari BP West Java ke PLTGU Muarakarang dan Tanjung Priok.
Yuni adam, pemilik percetakan Meta Kreasi di Jalan Kalibaru Timur Raya 184, Senen, mengatakan, dalam tiga bulan terakhir ini setiap satu minggu ada satu-dua kali pemadaman listrik oleh PLN di wilayahnya.
Pemadaman oleh PLN tersebut dari pukul 08.00 hingga pukul 15.00.
Menurutnya, dalam satu kali pemadaman, pihaknya mengalami kerugian sekitar Rp 5 Juta. Kerugian tersebut berasal dari berkurangnya pesanan yang bisa dihasilkan pada hari itu sehingga berimbas pada pendapatan dan pembayaran karyawan yang tetap harus dibayar sekalipun mesin cetak tidak bekerja.
"Mesin bekerja atau tidak kami harus tetap bayar karyawan. Selain itu, pemadaman listrik membuat kami terpaksa harus melepas beberapa pesanan yang harus kami selesaikan," ujarnya kepada Warta Kota, Senin (7/7).
Bila dalam sebulan minimal ada tiga kali pemadaman, kerugian setiap usaha percetakan ini bisa mencapai Rp 15 juta per bulan. Berarti dalam enam bulan terakhir sedikitnya setiap percetakan yang merupakan usaha kelas menengah ini sudah mengalami kerugian sekitar Rp 90 juta.
Selain hilangnya pendapatan akibat pemadaman listrik, menurutnya, kini beberapa pelanggannya juga mulai beralih ke percetakan lain karena kehilangan kepercayaan akibat sering terlambatnya pesanan pelanggan.
Selain itu, pemadaman bergilir yang tiba-tiba membuat mesin plat maker yang dimiliki beberapa pengusaha percetakan rusak. Biaya perbaikan mesin plat maker Rp 3 juta.
"Kami enggak pernah dikasih tahu langsung oleh PLN kapan pemadaman listrik bergilir dilakukan," kata Yuni. Dia berharap PLN memberi tahu langsung kepada para pemilik percetakan tentang adanya pemadaman listrik lewat surat edaran resmi.
Hal senada dikatakan Hendri, Kepala Operasional Percetakan Cahaya Timur di kawasan Jalan Kalibaru Timur Raya. Dia mengatakan, akibat pemadaman bergilir seharusnya PLN memberi kompensasi.
"Kami beberapa kali komplain ke PLN, tapi enggak pernah ditanggapi. Kalau kami terlambat bayar listrik satu hari saja, kena denda. Sekarang mereka semena-mena memadamkan listrik tanpa pemberitahuan yang jelas," katanya.
Terkait rencana pemadaman pada 11-25 Juli, para pengusaha percetakan mengaku tak dapat melakukan antisipasi apa-apa. "Kalau untuk sewa genset, kami akui enggak rasional karena biayanya terlalu besar. Apalagi sekarang solar juga naik. Jadi, tak akan nutup," ujar Hendri.
Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Disjaya dan Tangerang Azwar Lubis mengungkapkan, pemadaman tersebut untuk pemeliharaan pipa gas di PLTG Muarakarang dan Tanjungpriok. "Justru pemeliharaan ini untuk mengurangi defisit listrik yang bisa terjadi," katanya.Selasa, 8 Juli 2008 | 09:16 WIB
sumber: kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar