Jumat, 08 Mei 2009

Pemerintah Miliki Percetakan Alquran

Setelah tertunda lebih dari 38 tahun, akhirnya pemerintah Indonesia kembali mendirikan percetakan Alquran. Percetakan dengan kapasitas produksi mencapai 1,5 juta eksemplar per tahun itu diharapkan dapat menjadi awal menentukan bentuk pelat baku dan meminimalisir salah cetak Alquran.

”Dengan standar pengawasan mutu ketat yang ditangani Lajnah Pentashih Alquran Depag, diharapkan kesalahan cetak bisa dihindari,” ujar Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni ketika memberikan pidato pembukaan percetakan yang terletak di kilometer 65 Ciawi, Bogor, tersebut Sabtu (15/11) kemarin.


Di sela membacakan sambutan, Maftuh Basyuni tampak tidak kuasa menahan haru dan meneteskan air mata. Pria asal Klaten itu mengaku bahagia karena tidak menyangka program yang sejak tahun 1970 diimpikannya tersebut tercapai.

”Sejak tahun 70-an saya berkali-kali mengkritisi pemerintah tidak mampu mendirikan percetakan Alquran, setelah yang lama hancur,” terang dia sembari menyeka air mata.

Maftuh juga mengaku prihatin karena percetakan dengan aset total Rp30 miliar tersebut baru didirikan setelah sekian lamanya. Dia berharap, setelah percetakan tersebut beroperasi optimal awal 2009 nanti, kebutuhan penyediaan kitab suci Alquran bagi hampir 200 juta umat islam di tanah air dapat mulai dipenuhi. ”Yang pasti ini tidak akan digratiskan tapi akan disesuaikan dengan daya beli masyarakat,” cetusnya.

Mantan Duta Besar RI untuk Arab Saudi tersebut berharap didirikannya percetakan resmi pemerintah ini akan menjadi momentum memberantas buta baca-tulis Alquran. Menag lantas mengingatkan agar tidak menyamakan pengelolaan percetakan Alquran dengan bisnis komersil. ”Saya berharap ini akan menandari perang terhadap but abaca tulis Alquran di kalangan anak-anak dan remaja,” tegas dia.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Depag Atho Mudzhar menambahkan, kebutuhan umat Islam Indonesia akan Alquran mencapai 35 juta eksemplar atau per keluarga 1 kitab, hal itu dengan asumsi jumlah umat Islam saat ini 170 juta jiwa, dan jika satu keluarga terdiri 5-6 orang. ”Yang pasti, saat ini pengadaan Alquran masih kurang dan untuk mengejar ketertinggalan harus mencetak lebih banyak lagi.,” ujarnya.


Atho mengatakan, kitab suci Alquran boleh dijadikan alat sumbangan bahkan mahar pernikahan, namun tidak boleh dijadikan alat untuk kampanye partai politik atau pilkada. ”Alquran jangan untuk kampanye, apalagi dicetak ada foto calon bupati,” ujarnya. Atho mengatakan, Depag akan terus berusaha menjaga kemurnian Alquran dengan membentuk Lajnah Pantashih Alquran. ”Anggotanya merupakan kumpulan dari ahli Alquran,” sambung dia.

Direktur Lembaga Percetakan Alquran Samidin Nashir mengatakan Untuk cetakan perdana akan dicetak Alquran Juz Amma dilengkapi dengan Iqro yang akan dicetak berwarna dengan ukuran buku saku.

”Insya Allah tahun depan siap mencetak tafsir Alquran dan berbagai buku agama dan kebutuhan Depag,” pungkas dia.

Sumber : Batam Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar