Pertanyaan
Bp. Freddy Yth, Usaha apakah yang tepat untuk para pemula yang memiliki modal minim? Kami memiliki sedikit pengetahuan di bidang percetakan namun untuk berkembang tentunya perlu modal yang tidak sedikit, selaiin itu perlu diketahui kami juga masih bekerja di sebuah lab kesehatan dengan penghasilan yang kami rasa kurang untuk mencukupi kehidupan sehari-hari kami,dan terkadang oder cetakan yang kami dapatkan sedikit membantu pengeluaran kami..mohon saran dan terima kasih atas perhatiannya Wisnu
Jawaban:
Pengetahuan dasar yang wajib dimiliki untuk bisnis percetakan yang berhasil adalah pengetahuan di bidang seni grafis, pengetahuan mengenai percetakan serta pengetahuan mengenai pemasaran. Menurut saya pengetahuan ini sudah Anda miliki, dan merupakan modal yang sangat berharga u
ntuk memulai terjun di bisnis ini. Beberapa contoh bisnis di bidang percetakan yang dapat dikembangkan adalah:1. Pembuatan ID Card, member card, kartu pelajar, kartu mahasiswa. Strategi pemasaran yang dilakukan adalah mencermati jadwal tahun ajaran baru. Pelajari jadwal seluruh sekolah, lembaga pendidikan, instansi pemerintah dalam rekruitmen karyawan. Keseluruhan siswa baru, karyawan baru, mahasiswa baru memerlukan kartu identitas yang merupakan suatu keharusan dan harus dimiliki oleh setiap siswa sekolah. Contohnya, harga satu buah ID card sekitar Rp 5000 sampai dengan Rp 6000 per kartu. Sedangkan modal untuk pembuatan satu kartu maksimal Rp 1000. Dengan demikian kita akan memperoleh keuntungan per kartu sekitar Rp 4000 sampai Rp 5000. Investasi untuk pembuatan ID Card Rp 2 juta (sudah termasuk bonus kartu sebanyak 500 kartu). Alat investasi lainnya yang perlu dipersiapkan adalah seperangkat computer dengan printer.
2. Pembuatan spanduk, sablon, kaos, banner, untuk caleg, serta pemilu. Kartu undangan, amplop, company profile, memo, label, kop surat, buku, dan sebagainya.
Strategi pemasaran bisnis percetakan dimulai dari:
1. Buat contoh – contoh diatas berbagai dasar kertas, kain, kaos dan sebagainya untuk alat promosi. Calon pelanggan akan tertarik dengan melihat contoh – contoh yang kita berikan dalam memberikan penawaran. Misalnya, contoh kop surat, kartu id card, amplop, sertifikat, plakat, piagam, buku, company profile, kartu undangan, memo, label, baligho, banner, spanduk, kalender, nota, kwintansi, faktur.
2. Buatlah berbagai desain dengan berbagai ukuran dan warna
3. Setelah kita memiliki berbagai koleksi contoh – contoh dan desain tersebut di atas, mulailah kita tentukan terlebih dahulu target market pengguna jasa kita. Misalnya instansi pemerintah, gedung – gedung pertemuan untuk resepsi pernikahan. Biasanya pasangan yang ingin menikah jauh – jauh hari sudah melakukan pemesanan. Anda dapat mencatat daftar dan alamatnya, lalu hubungi dan berikan contoh berbagai kartu undangan. Calon legislative, partai politik, menjelang pemilu di tahun 2009 pesanan berbagai cetakan untuk atribut partai dipastikan akan melonjak drastic.
4. Seandainya kita sudah memperoleh oder, buatlah desain grafis menggunakan software program seperti CorelDraw, Free Hand, Adobe Photoshop dan sebagainya. Pelajari cara menggunakan software ini, dengan mempelajari help menu atau tutorialnya.
5. Bagi pemula bisnis percetakan, kita tidak perlu membeli semua peralatan yang dibutuhkan seperti mesin cetak offset, rekam master, setting computer, mesin potong kertas, computer, printer dan sebagainya. Kita dapat menggunakan jasa setting, cetak, potong yang sudah ada.
6. Cara perhitungan harga jual
Contoh: Pesanan kartu undangan dengan ukuran folio (21 x 33 cm), area cetak 20 x 32 cm. Menggunakan karton Tik atau karton Concord, satu plano berukuran 109 x 79 cm (tebal 260 gram) harga per lembar Rp 4000. Satu lembar plano dapat menghasilkan 11 lembar ukuran folio.
| Harga/unit | Jumlah unit | Total (Rp) | |
| Beli master | 10000 | 2 lbr | 20000 |
| Beli karton | 4000 | 91 lbr | 364000 |
| Beli Plastik | 6000 | 10 pak | 60000 |
| Ongkos Setting | 10000 | 2 lbr | 20000 |
| Ongkos cetak | 4500 | 2 x (BB) | 9000 |
| Total Biaya | 473000 |
Perincian biaya:
a. Biaya untuk membuat kartu undangan sebanyak 1000 lembar adalah Rp. 473000
b. Biaya transportasi Rp. 100000
c. Total biaya Rp 473000 + Rp 100000 = Rp 573000
d. Biaya per lembar = Rp 573000/1000 = Rp 573 per lembar
Seandainya kita tentukan harga jual per lembar Rp 1000, berarti keuntungan yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 1 juta – Rp 573000 = Rp 427000
Memulai bisnis percetakan dapat dilakukan dengan modal nol yaitu mulai dari mencari order cetakan di tempat pelanggan yang membutuhkan seperti, sekolah, kantor, gedung pertemuan, partai politik, teman, tetangga, saudara dan sebagainya. Sedikit demi sedikit pendapatan yang diperoleh ditabung untuk investasi. Insya Allah akan menjadi bisnis yang besar.
salam




DRUPA FAIR diselenggarakan sekali dalam empat tahun di kota Dusseldorf dengan penyelenggara tetap Messe Dusseldorf GmbH, yang berkedudukan di kota tersebut. Ini pameran percetakan terbesar di dunia. Karena itu, masyarakat percetakan di berbagai dunia merasa rugi kalau tidak datang ke sana. Ini semacam olimpiade percetakan, kata Daniel, guide kami.




Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar kemungkinan sebuah nama yang asing kedengaran di kuping pembaca. Menimbang betapa penting penemuannya, amatlah mengherankan orang-orang Barat meremehkannya begitu saja. Tidak sedikit ensiklopedia besar tak mencantumkan namanya barang sepatah pun. Ini sungguh
Penggunaan kertas meluas di seluruh Tiongkok pada abad ke-2, dan dalam beberapa
Pertanyaan yang agak musykil sekarang: Siapa yang mesti urutan tingkatnya lebih atas antara Ts'ai Lun dan Gutenberg? Meskipun ruwet juga saya menentukan siapa diantara kedua orang ini berhubung sama-sama pentingnya, tetapi akhirnya saya ambil putusan tingkat Ts'ai Lun sedikit lebih tinggi dalam urutan ketimbang Gutenberg. Alasan-alasan saya begini: (1) Kertas
Potongan bambu dicuci dan dicelup ke dalam hak air sebagai langkah permulaan persiapan pembikinan kertas.
Sesudah orang-orang Barat mulai menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan dengan Tiongkok, bahkan berhasil menyempitkan jurang pemisah
pada masalah kertas. Orang-orang Eropa tidak mulai memproduksi kertas beribu-ribu tahun sesudah Ts'ai Lun. Mereka baru terbuka pikiran dan membikinnya sesudah belajar proses pembikinannya dari orang Arab. Dalam hubungan ini, biarpun orang sudah menyaksikan bagaimana orang Tionghoa



